
Berbicara tentang sejarah perlawanan bangsa Indonesia, tentu tidak terlepas dari peran berbagai jenis suku ras agama dan gender, tidak hanya para lelaki, pun perempuan juga turut andil dalam perjuangan kemerdekaan dinegeri ini. Banyak pejuang perempuan di bangsa ini, diantaranya adalah Surastri Karma Trimurti, atau yg sering kita kenal dengan S.K. Ttimurti , beliau adalah perempuan Jawa yang lahir diboyolali pada tgl 11 Mei 1912 dan meninggal dijakarta pada tgl 20 Mei 2008, dia juga pernah menjabat sebagai Menteri Tenagakerja pertama di Indonesia Dari tahun 1974-1984.
Ibu S. K Trimurti banyak hal yang patut kita ketahui jasanya kepada bangsa ini didalam memerdekakan bangsa ini dari penjajahan dan khusus untuk kaum perempuan Indonesia. Dia pernah menjadi seorang guru, pernah menjadi wartawan dan sekaligus menjadi penulis. Sudah banyak hasil tulisannya yang di terbitkandi berbagai media massa kala itu, diantaranya seperti Koran Harian Rakyat, Majalah Partindo, Surat Kabar Berdjoeang . Bahkan pada tahun 1935 ia bersama teman – temannya pernah mendirikan Majalah Bedoeg yang dimana bertujuan sebagai ruang komunikasi rakyat dan kampanye hak – hak rakyat, walaupun akhirnya majalah tersebut tidak bertahan lama karena dibubarkan oleh kolonial Belanda.
Dari goresan penanya didalam kertas dia banyak menyumbangkan berbagai gagasan dan idenya dalam mengkampanyekan perjuangan melawan kolonial Belanda pada masa itu, hingga suatu waktu Ibu S K Trimurti pernah dijebloskan ke Penjara pada tahun 1947 dengan dakwaan menyebarkan famplet anti imperialisme dan anti kapitalisme, dia dipenjara selama 9 bulan di Semarang. Setelah bebas Ibu S K Trimurti Menjadi wartawan diharian Sinar Selatan. Dan di Harian Sinar Selatan inilah Ibu S K Trimurti berkenalan dengan Sayuti Melik yg akhirnya menjadi suaminya dan juga Bersama – sama sebagai pengibar bendera merah putih pertama saat Pembacaan Surat Proklamasi Kemerdekaan dibacakan Soekarno dan Hatta.
Ibu S K Trimurti pernah menempuh pendidikan di sekolah guru putri diJebres, Solo dan kemudian melanjutkan studi nya dijurusan ekonomi Universitas Indonesia. Disamping menjadi guru dia juga aktif dalam organisasi rukun wanita dan mengikuti rapat rapat organisasi Budi Utomo, setelah massifnya Ibu S K Trimurti dalam aktifitas organisasi – organisasi, ia mulai rajin membaca dan mengamati gerakan kemerdekaan lalu akhirnya dia memutuskan berhenti menjadi guru dan bergabung ke Partai Nasional Indonesia dibawah pimpinan Soekarno. Walaupun dia aktif didunia politik S K Trimurti juga aktif diorganisasi wanita seperti KOWANI (Kongres Wanita Indonesia), Ibu S K Trimurti bertugas menangani masalah pekerja perempuan. Kemudian ia juga terlibat dalam organisasi perempuan yang diberi nama GERWIS ,yang kemudian berubah berganti nama menjadi GERWANI dan cenderung menjadi pilar bagi Partai Komunis Indonesia pada tahun 1965.
Dimasa perubahan dari Presidentil menjadi Parlementer, dari MPR menjadi MPRS sampai pemilu diadakan, S K Trimurti dipercaya untuk duduk di MPRS, kemudian ia banyak terlibat dalam aktifitas YTKI (Yayasan Tenagakerja Indonesia) sebagai dewan pimpinan, kegiatan YTKI lebih banyak pada kursus pendidikan lokal dan seminar tentang tenaga kerja Indonesia. Dan Sebelum beliau meninggal Ibu S K Trimurti mendapatkan banyak penghargaan dari pemerintah dan tentu mendapatkan penghargaan atas jasanya terlibat dalam membebaskan rakyat Indonesia dari penjajahan.
Perjuangan Ibu S K Trimurti tidak jauh berbeda dengan perjuangan perempuan Indonesia saat ini, S K Trimurti melawan penjajahan secara fisik, dan kita melawan penjajahan dalam bentuk yang lebih halus dan tersistematis. Dimana sistem yang menguasai seluruh sendi sendi ekonomi, politik dan budaya, yang mendiskriminasi perempuan sehingga hanya menjadi tenagakerja cadangan, yang memaksa perempuan untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga, dan diupah lebih rendah dari laki – laki, yang dikebiri hak – hak maternitasnya dalam bekerja dan terkadang mendapatkan perlakuan yang menodai sexualitasnya. Oleh sebab sudah seharusnya Ibu S K Trimurti menjadi tokoh dan teladan untuk kita semua, bahwa seorang perempuan harus terus belajar dan terus berikhtiar terlibat dalam setiap perjuangan kemanusiaan.
Kiky Seza
Pengurus Pimpinan Cabang Kota Bekasi