Subscribe
FPBI | FEDERASI PERJUANGAN BURUH INDONESIA – KESATUAN PERJUANGAN RAKYAT
  • HOME
  • OPINI
  • ADVOKASI
  • KEGIATAN
  • GALLERY
  • HOME
  • OPINI
  • ADVOKASI
  • KEGIATAN
  • GALLERY
No Result
View All Result
FPBI | FEDERASI PERJUANGAN BURUH INDONESIA – KESATUAN PERJUANGAN RAKYAT

Buruh Bangkit Melawan dan Bangun Partai Massa

by Suara Perjuangan Buruh
Juni 27, 2024
in Berita
300 22
1k
SHARES
5.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

WhatsApp Image 2020-01-09 at 17.45.06

Akhir – akhir ini rakyat Indonesia mendapatkan kado manis dari rezim yang saat ini berkuasa. Menjelang akhir tahun 2019 Pemerintah dan DPR berupaya untuk melakukan revisi dari berbagai Undang – Undang yang revisinya semakin menekan kualitas hidup rakyat, eksploitasi Sumber Daya Alam Indonesia, memperlemah penegakan hukum tindak pidana korupsi, serta mempersempit ruang demokrasi yang dimiliki oleh rakyat.  Namun upaya tersebut berhasil digagalkan sementara oleh Gerakan Rakyat melalui  aksi – aksi mobilisasi penolakan yang juga mengorbankan ratusan orang luka – luka dan ditahan serta jatuh korban jiwa di Kendari akibat represifitas aparat negara dalam menghadapi aksi – aksi turun ke jalan.

Lalu di awal tahun 2020 ini rakyat kembali harus menelan pil pahit dengan dinaikkannya iuran BPJS sebesar 100%. Pemerintah semakin tidak perduli dengan kesengsaraan rakyat walaupun sudah banyak suara penolakan didengungkan. Belum selesai kenaikan iuran BPJS yang mencekik rakyat, baru – baru ini pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan dengan menerbitkan RUU Omnibus Law yang memangkas hak rakyat dari berbagai sektor dan juga segala peraturan yang dianggap menghambat investasi masuk.

 Ancaman Resesi Dunia dan Indonesia

Krisis global yang dialami hampir seluruh negara maju hingga kini belum dapat diobati. Berbagai kebijakan dan taktik dilakukan agar krisis yang terjadi tidak berkepanjangan, mulai dari pengetatan anggaran, pencabutan subsidi sosial, proteksi dalam negeri, hingga perubahan strategi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pun dilakukan. Namun seperti takdir yang selalu mengikuti krisis merupakan penyakit bawaan dari system ekonomi Kapitalisme itu sendiri. System ekonomi yang mengakibatkan ketimpangan sosial yang begitu dalam tidak akan pernah pulih selama akar dalam masalah kapitalisme itu sendiri tidak dihapuskan.

Banyak Lembaga dan juga ahli ekonomi memprediksi tahun 2020 akan terjadi resesi dunia termasuk Indonesia. Perlambatan ekonomi dunia akibat perang dagang, dan situasi geopolitik dunia menajdi sinyal bahwa resesi ekonomi mulai tampak nyata didepan mata. Bagaimana dengan sikap pemerintah Indonesia? Hutang Indonesia seperti dilaporkan sampai dengan bulan Oktober 2019 sudah mencapai Rp. 5.553,5 Triliun. Pencapaian hutang yang luar biasa ditengah pertumbuhan ekonomi yang masih stagnan.

Menghadapi resesi ekonomi yang ada di depan mata pemerintah pun menjawabnya dengan mengeluarkan kebijakan Omnibus Law. Mengapa pemerintah harus menerbitkan Omnibus Law? Karena bagi pemerintah jalan satu – satunya menghindari krisis ialah mengundang sebanyak – banyaknya investasi masuk ke Indonesia. Bagaimana caranya mengundang investasi masuk ialah dengan cara yang brutal sekali yakni memangkas segala hal yang dianggap sebagai hambatan bagi masuknya investasi. Dihilangkan atau semakin dibatasinya jaminan pekerjaan, jaminan pesangon, jaminan sosial, jaminan upah yang layak, kemudahan dalam eksploitasi alam, jaminan bagi pembangunan infrastruktur, dan yang pasti pemerintah akan siap menghadang setiap perlawanan yang muncul dari gerakan rakyat.

Ironisnya banyaknya jumlah penduduk yang diartikan sebagai melimpahnya jumlah tenaga kerja serta Sumber Daya Alam (SDA) yang kaya raya menjadi incaran eksploitasi para pemilik modal. Politik upah murah, fleksibilitas tenaga kerja, carut marutnya persoalan agraria, tingkat pengangguran yang tinggi, serta mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan menjadi persoalan serius bangsa ini.

Indonesia dikuasai Oligarkhi

Ditengah pertarungan para negara dan korporasi memperebutkan Indonesia, elit politik dan negara justru hanya menjadi fasilitator bagi penghisapan yang dilakukan tersebut. Ribut – ribut dan drama Pemilu 2019 kemarin telah selesai. Hasilnya adalah semua kelompok yang bertarung mengatas namakan rakyat Indonesia hingga menimbulkan perpecahan dan kebencian sesama rakyat saat ini bersatu padu berbagi kekuasaan ekonomi dan politik serta kompak dalam melanggengkan penindasan terhadap rakyat.

Bersatunya elit politik paska pemilu 2019 kemarin seharusnya menyadarkan rakyat Indonesia bahwa sesungguhnya perubahan tidak bisa dititipkan kepada mereka yang nyata – nyata terlibat langsung dalam penghisapan darah dan keringat rakyat Indonesia. Bersatunya elit politik juga menandakan bahwa Indonesia saat ini hanya dikuasai oleh oligarkhi – oligarkhi yang saling berbagi jatah proyek ekonomi dengan jalan menguasai arena politik sambil berteriak membela rakyat padahal sesungguhnya mereka lah yang menjual kepala rakyat Indonesia kepada pemilik modal yang merupakan tuan mereka sendiri.

Agar mereka dapat terus menikmati kekayaan hasil dari merampok SDA, menjilat kepentingan korporasi asing dan memeras keringat buruh maka mereka harus menguasai kekuasaan politik. Maka dibuatlah peraturan yang mempersulit gerakan rakyat untuk dapat bertarung dalam arena politik dan juga mempersempit ruang demokrasi dengan pembungkaman – pembungkaman aksi yang dilakukan dengan cara – cara kekerasan layaknya Orde Baru ketika berkuasa.

Buruh Bangkit Dan Bangun Partai Massa

Sementara itu para elit politik yang bertikai sudah berhasil menyusun konsolidasi kekuatannya, Gerakan Rakyat di Indonesia masih terserak – serak menjadi kekuatan – kekuatan kecil yang belum mampu berhimpun menggabungkan kekuatan dan mentransformasikan dirinya menjadi kekuatan politik rakyat yang siap  bertarung menghadapi kekuatan politik borjuasi. Cita – cita membangun satu Partai Massa Gerakan Rakyat hingga saat ini belum mampu mencapai hasil yang diinginkan secepat yang dibayangkan.

Mengapa membangun alat politik alternatif atau Partai Massa begitu sulit dan lama sekali? Harus disadari bersama paska tragedi 1965 dimana rezim orde baru menghancurkan gerakan rakyat dan tidak tersisa sama sekali, baru era reformasi lah gerakan rakyat mulai tumbuh kembali dari titik nol dan mulai membangun kekuatan dengan imajinasi yang terputus selama puluhan tahun. Bisa dibayangkan bagaimana kecilnya gerakan rakyat yang baru tumbuh dihadapkan pada kekuatan borjuasi yang sesungguhnya pada era reformasi tidak pernah tumbang.

Buruh dan rakyat harus membangun Partainya sendiri. Tentu partai ini bukanlah sekedar alat politik yang baru dari partai yang sudah ada, melainkan adalah alternatif atau antitesa, atau berkebalikan dari partai yang ada saat ini yang dikuasai oleh politisi busuk serta pemodal. Kalau partai borjuasi saat ini elitis, korup, tidak demokratis, berisi manusia – manusia pelanggar HAM, serta menutup ruang gerakan rakyat, maka alat politik kita adalah sebaliknya. Partai yang kita bangun haruslah demokratis, partisipatif, mandiri, tidak bersandar pada kekuatan elit borjuasi, menjunjung tinggi penegakan HAM dan kesetaraan, serta selalu berdiri didepan bersama rakyat dalam setiap perjuangan rakyat dimana pun.

Membangun budaya demokratis dan partisipasi tentu merupakan pekerjaan yang paling banyak menyita waktu. Proses ini harus memastikan bahwa setiap unsur dari tingkat dan teritori yang terkecil (misal : pabrik, kampus, kampung/desa) juga teribat dalam proses pembangunan alat politik. Diskusi, rapat, aksi – aksi, bahkan sekedar arisan sesama anggota haruslah menempatkan mereka sebagai subjek pembangun bukan sekedar objek penerima informasi atau sosialisasi semata hasil konsolidasi rapat – rapat para pimpinan. Mengorganisir massa, menyatukan perspektif massa, menyamakan langgam gerak massa adalah kewajiban proses yang tidak boleh dilewati.

Partisipasi adalah kunci, bukan sekedar slogan pemanis buatan. Kesabaran yang revolusioner adalah modal utama. Itulah yang membedakan antara membangun alat politik alternatif dengan sekedar taktik politik dukung mendukung yang tidak memperdulikan aspirasi tingkat bawah dan juga sejarah pengkhianatan rakyat yang dilakukan oleh elit politik berkali – kali. Tugas utama kita sekarang adalah membangun kesadaran bahwa kebutuhan membangun partai adalah kebutuhan rakyat Indonesia yang telah lama tertindas sambil terus melawan dengan radikalisasi dan mobilisasi untuk membuktikan kepada rezim ini bahwa rakyat akan menentukan nasibnya sendiri..

* Penulis adalah Jason Rangga DPP PP FPBI dan juga DPP BPN KPR

Referensi :

  •  https://www.cnbcindonesia.com/market/20200101174327-17-126964/hantu-resesi-merasuki-negara-negara-ini-bagaimana-2020
  • https://katadata.co.id/berita/2020/01/08/perang-dagang-hingga-resesi-yang-menghantui-ekonomi-2020
  • https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20191228165634-532-460689/jokowi-dan-tenggat-waktu-dua-bulan-keluarkan-ri-dari-resesi
  • https://katadata.co.id/berita/2019/12/27/mengenal-omnibus-law-jurus-pamungkas-pemerintah-menarik-investasi
  • https://www.cnbcindonesia.com/market/20191015104623-17-107048/makin-bengkak-utang-luar-negeri-ri-naik-jadi-rp-55535-t
  • https://www.arahrakyat.com/membangun-narasi-sikap-politik-kelas-buruh-dalam-menghadapi-pemilu-2019/
Share408Tweet255Pin92Scan
Previous Post

Buruh Perempuan Dihadapan Omnibus Law Cipta Kerja

Next Post

HAK – HAK PEREMPUAN

Next Post

HAK – HAK PEREMPUAN

BATAM TOLAK RUU OMNIBUS LAW CIPTAKER

Facebook Twitter Pinterest


Taman Buaran Indah III - Blok D/5

Duren Sawit - Jakarta Timur

Archives

  • Mei 2025
  • Juni 2024
  • Mei 2024
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Agustus 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Februari 2022
  • November 2021
  • April 2021
  • Oktober 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • Mei 2020
  • April 2020
  • Maret 2020
  • Februari 2020
  • Desember 2019
  • September 2019
  • Agustus 2019
  • Juli 2019
  • Juni 2019
  • Mei 2019
  • April 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • Desember 2018
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • September 2018
  • Juni 2018
  • Mei 2018
  • April 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Januari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Juni 2016
  • Mei 2016
  • April 2016

Categories

  • Berita
  • cerita perjuangan
  • Gallery
  • Hallo Advokasi
  • Kegiatan Kita
  • Opini
  • Puisi
  • Uncategorized

 

FPBI CALL CENTER

 

Call : (021) 86602636. WA : +62852 1160 0039

Jam operasional layanan call center :
Senin – Jum’at (kecuali libur nasional)
pukul 08.00 – 16.00 WIB

FPBI Call Center

@2024 - FEDERASI PERJUANGAN BURUH INDONESIA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
No Result
View All Result
  • Advokasi
  • Beranda
  • Gallery
  • Kegiatan
    • Buruh PTP FPBI PT MCI Gelar Rapat Kerja Pengurus
  • Opini
  • PERNYATAAN SIKAP FEDERASI PERJUANGAN BURUH INDONESIA Peringatan Hari Buruh Internasional Tahun 2025

@2024 - FEDERASI PERJUANGAN BURUH INDONESIA