Jaman sekarang ini perempuan hanya dipandang oleh seluruh rakyat saat menjadi anggota dewan atau anggota sosialista yang beredar di media-media sosial tetapi memiliki sikap individualistik yang sangat luar biasa, terkesan glamor konsumerisme dan begitu diagungkan padahal semua itu hanya tipuan yang dibuat oleh sistem kapitalisme saja sehingga membuat kita lupa tentang peranan perempuan yang sesuangguhnya dalam kehidupan bersosial. Bahwa sesungguhnya kaum perempuan kebanyakanlah yang mempunyai daya juang yang begitu tinggi dan sangat rasional dalam menuntut hak jika kepentingan mereka di kerdilkan. Misalnya saat ini ketika kebuhtuhan hidup yang sangat sulit dan suami yang berpenghasilan pas – pasan kaum ibu begitu memutar otak untuk bagaimana bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarganya dari penghasilan suami yang pas-pasan itu. Berawal dari rasa kasih sayang kemudian diilmiahkan kepada proses hidup untuk terus bertahan di tengah situasi sulit ini dan selalu mengalah untuk anak-anaknya. Itulah politik dan kesabaran revolusioner yang sesungguhnya, begitu mulia dan selalu berikap adil dalam keluarga.
Begitupun saat kepentingan mereka di kerdilkan dan diganggu maka power atau kekuatan yang sejati akan timbul dalam diri seorang perempuan dan mempunyai sifat sabar yang revolusioner. Cobalah tengok Alm.Marsinah dia begitu gigih memperjuangan hak untuk kenaikan uang makan yang sebenarnya saat normative tetapi harus ditebus dengan nyawanya sendiri. Ibu Sumarsih (ibunda Wawan korban penembakan semanggi 1 tahun 1998) dan ibu2 Paguyuban korban Mei 1998 yang meminta keadilan hingga kini disetiap aksi kamisan hanya untuk meminta pelaku dan pimpinan yang menyuruh pelaku untuk membunuh dan membakar anak-anaknya diadili dengan seadil-adilnya. Ibu Paryati, Ibu Yati, Mamah FItri yang turut membuat Paguyuban Warga Anti Penggusuran (PAWANG) tahun 2001 dengan lantangnya membakar semangat warga penggusuran di lima daerah kota Jakarta perlawanan rezim DKI yang membongkar paksa rumah-rumah pinggiran kali dan rumah diatas tanah garapan untuk dibangun mal-mal, apartemen, perumahan mewah, tuntutan ibu-ibu ini sangat sederhana yaitu meminta relokasi untuk kepastian hidup. Ada pengalaman sedikit ketika saya saat dulu ikut menduduki DPR/MPR tahun 1998 saat berjaga di depan pintu masuk utama gedung mewah ini malam hari sekitar bada Isya saya didatangi oleh seorang nenek-nenek yang membawa rantang makanan lalu dikasihkan ke saya dengan penuh keiklasan dia berka :”saya titipkan masa depan perjuangan ini kepada cucu-cucu saya yang berjuang”. Saya menerima dengan perasaan yang sangat membatin dan sampai hari ini tetap saya ingat.
Perempuan sebagai pembawa gerakan sosial dan perubahan sosial
Mulai dari pemikiran sederhana yang saya tulis diatas demi untuk bertahan hidup ibu dan keluarga dan ketika keadaan sudah tidak berpihak maka bisa dipastikan timbul perlawanan pertama dari kaum ibu-ibu. Ini terjadi ketika dimulainya kenaikan harga-harga kebutuhan pokok yang tak terkendali di negara ini diakhir tahun 1997 yang bergerak untuk menolak kenaikan harga-harga ini justru timbul dari kaum perempuan yang tergabung dalam Suara Ibu Peduli.Mereka dengan membawa dus kosong susu dan peralatan dapur mengadakan aksi yang digelar secara rutin dan kemudian membesar dengan bergabungnya kawan-kawan mahasiswa saat itu.Ibu-ibu ini juga mengorganisir bantuan berupa logistic dari masyarakat luas untuk membantu perjuangan kawan-kawan mahasiswa saat itu. Begitu juga dengan Negara-negara di belahan bumi amerika latin,ibu-ibu di Negara argentina secara rutin mendakan aksi untuk meminta pembunuh anak-anak mereka oleh kalangan militer segera diadil dan meminta jenasah anak-anak mereka untuk dikembalikan (penghilangan paksa)sampai akhirnya membesar membawa dampak perubahan (revolusi) sosial dengan tergulingnya rezim militer saat itu.begitu juga di Negara brazil,Nikaragua,dan beberapa Negara amerika latin yang lainnya.Dengan kesabaran yang revolusioner (memang sudah alamiah yang berawal dari rasa kasih sayang itu) saya yakin perjuangan kaum perempuan yang hari ini sedang terjadi akan semakin membesar dan bisa menjadi pelopor gerakan pembawa perubahan sosial di Repulbik ini.Tinggal kita sebagai kaum adam yang sadar akan perjuangan kaum perempuan berusaha sekuat tenaga kita untuk menyokong dan mensuport perjuangan-perjuangan mereka yang mempunyai nilai-nilai tulus untuk membawa perubahan yang baik bagi bangsa ini.
Hendrik Lolo
Wakil Ketua Cabang Kabupaten Bekasi