
Perempuan bekerja baik formal dipabrik-pabrik atau informal adalah sebuah keniscayaan, dalam sistem kapitalisme dibutuhkan dan membutuhkan pekerjaan sebagai jalan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan aktualisasi dirinya. Sayangnya perempuan yang bekerja masih banyak yang belum mendapatkan hak-haknya sebagai buruh, sehingga penting bagi buruh perempuan untuk bergabung diserikat buruh untuk memperjuangkan hak-haknya.
Mengapa perempuan harus berserikat? Hak-hak normative perempuan terkhusus hak maternitas tidak dialami oleh buruh laki-laki, oleh karenanya perempuan harus mendorong tuntutan hak-hak buruh perempuan menjadi program perjuangan serikat buruh. Perempuan maupun laki-laki tidak bisa berjuang sendiri.
FPBI selama proses pembangunan dari FKBC,FPBJ sampai saat ini menjadi FPBI memiliki banyak anggota perempuan, walaupun diantaranya sudah terPHK. Upaya FPBI untuk memajukan anggota – anggota perempuan salah satunya dengan membentuk departemen perempuan pada kongres ke-3 FPBI tahun 2013. Hal ini bertujuan untuk membuat dan menjalankan program-program perempuan agar anggota perempuan memahami dan terlibat aktif dalam perjuangan buruh.
Keterlibatan aktif anggota perempuan FPBI dapat dilihat dari semakin banyaknya perempuan yang masuk dalam struktur kepengurusan baik ditingkat PTP,PC dan PP. Selain itu anggota perempuan FPBI juga telah mengikuti pendidikan-pendidikan dan pelatihan godam, siapa saja mereka? Yuk kita mengenal lebih dalam perempuan-perempuan maju FPBI 😍
Dijakarta pada tahun 2010 saat masih bernama FPBJ, kita memiliki teladan dari kawan-kawan PTP Siliwangi. Beliau adalah mbah Fatonah perempuan yang saat itu berusia 67 tahun dan sudah bekerja lebih dari 40 tahun di PT.Siliwangi tergerak hatinya untuk membagun serikat buruh sebagai wadah perjuangan dipabriknya. Mbah Fatonah adalah inisiator yang kemudian mengajak kawan-kawanya mbak Khotiah,mbak Dwi,mbak Rini,Mbak Yani,Mbak Nur,Ida dan kawan-kawan yang lain, maka terbentuklah PTP FPBJ PT.Siliwangi dengan mbah Fatonah sebagai ketua dan mbak Khotiah sebagai wakil ketua. Baru beberapa bulan berserikat dan sedang memperjuangkan upah dibawah UMK tiba-tiba pengusaha menyatakan menutup pabrik tanpa alasan yang jelas, saat itulah perjuangan panjang mbah Fatonah dan anggotanya dimulai. Perjuangan selama kurang lebih tiga tahun itu dilakukan dengan mendatangi kantor dinas tenaga kerja, polres,PHI,PN,MA,Menaker bahkan sampai menduduki rumah pengusaha disebuah kawasan elit diJakarta sampai akhirnya mbah Fatonah dan kawan-kawan berhasil menguasi aset-aset perusahaan dan pengusaha diganjar dengan putusan 1 tahun penjara karena tidak membayar upah sesuai UMK dan tidak membayar jamsostek. Perjuangan perempuan siliwangi adalah teladan, bagaimana buruh perempuan yang rata-rata hanya lulusan SD bahkan beberapa tidak bisa baca tulis mampu mematahkan pandangan umum bahwa perempuan adalah makhluk yang lemah,nrimo,manut dll. Mereka melawan atas penindasan pengusaha, mereka berserikat.
Selesai kasus Siliwangi masih ada yang terus melanjutkan perjuangan, dia adalah mbak Khotiah. Perempuan pemberani yang selalu ada dibarisan terdepan saat aksi. Mbak khotiah adalah Godam perempuan angkatan pertama, pengalamanya dalam memimpin aksi dalam pendudukan kantor-kantor pemerintah menjadikanya perempuan yang kuat dan lantang menyuarakan hak. Salah satu teladan dari perjuangan Siliwangi adalah kerja kolektif,kerapihan dan kejujuran dalam mengelola keuangan hasil dari penjualan aset perusahaan yang benilai lebih dari 2 milyar. Atas dasar itu mbak Khotiah dipercaya untuk mengelola keuangan organisasi sebagai bendahara pimpinan pusat FPBI. Menjadi bendahara, mbak khotiah tidak berdiam diri hanya berkutat dengan keuangan, namum seluruh agenda yang bisa dia ikuti pasti terlibat.
Mbak Rina juga salah satu anggota maju di FPBI Jakarta, korban PHK dari PTP Bintang Tuju. Mbak rina dan kawan-kawan diPHK saat menuntut status kerja. Perempuan yang sudah menjadi ibu dari seirang anak laki-laki ini tidak pernah absen mengawal kasusnya. Kemanapun mbak rina pergi dalam agenda serikat anaknya selalu dibawa bahkan pada aksi-aksi besar dikantor pemerintahan. Mengapa mbak rina membawa anaknya? Peranya sebagai ibu dan perempuan yang berserikat untuk memperjuangkan haknya membutuhkan kehadiranya, oleh karena itu mbak rina selalu membawa anaknya dengan pertimbangan anaknya sudah cukup besar 5 tahun agar semuanya dapat berjalan. Walaupun sudah tidak bekerja, mb rina tetap aktif diFPBI, saat ini sebagai bendahara pimpinan cabang FPBI Jakarta. Alasan keaktifanya bahwa mbak rina sadar betul perempuan harus terlibat dalam perjuangan, karena perjuangan yang dilakukakanya sekarang adalah untuk masa depan anak-cucunya kelak.
Beralih dari Jakarta ke Kota Bekasi, ada kawan-kawan PTP Arnots Indonesia yang memiliki anggota-anggota perempuan yang maju, mereka adalah mbak Eko, mbak tuti, mbak tanti, mbak ina dll. Mbak eko dan mbak tuti adalah godam perempuan dari FPBI kota bekasi, keduanya juga seorang ibu. Mbak eko masih bekerja di PT.Arnots dan menjadi pengurus aktif diPTP sedangkan mb Tuti sudah diPHK dan saat ini dipercaya sebagai bendahara pimpinan cabang kota bekasi. Sebagai perempuan yang bekerja, seorang istri dan ibu yang berserikat tentu saja memiliki peran ganda, namun dapat diatasi jika didiskusikan bersama didalam keluarga dan pandai membagi waktu.
Kiki seza adalah pasca serikat mahasiswa indonesia (SMI ) yang mengabdikan dirinya dalam perjuangan buruh. Umumnya mahasiswa yang telah lulus bekerja diperusahaan atau pemerintahan, bahkan tidak jarang dari mereka yang ikut berperan melanggengkan penindasan dengan posisinya didalam managemen perusahaan. Namun berbeda dengan kiki, dia menyadari bahwa mahasiswa sebagai kaum intelektual seharusnya ikut mewujudkan tatanan masyarakat tanpa penindasan, maka bergabunglah kiki dengan FPBI kota bekasi dan dipercaya sebagai wakil ketua cabang kota bekasi pada konfrensi ke-1 dan pada konfrensi ke-2 kiki dipercaya sebagai koordinator departemen advokasi. Kiki juga seorang ibu, anaknya baru berumur 10 bulan, dengan posisinya sebagai pengurus cabang kiki tetap aktif berserikat tanpa meninggalkan peranya sebagai ibu, tak jarang anaknya dibawa dalam rapat-rapat maupun aksi dengan tetap mempertimbangkan kesehatan anaknya.
Lanjut ke kabupaten bekasi, ada banyak anggota perempuan yang maju diantaranya pada jaman masih FPBJ ada mbak nanik dari PTP Sintertech yang menjadi pengurus pusat FPBJ sebagai departemen pendidikan dan propaganda, mbak nanik banyak terlibat dalam proses pembangunan FPBJ dengan memfasilitasi diskusi-diskusi di PTP dan ikut dalam menggagas terbentuknya departemen perempuan FPBI. Lalu ada mbak tuti ketua PTP Inti Garmindo yang menjadi korban PHK namun tetap aktif berserikat, mbak tuti adalah salah satu godam perempuan FPBI tanpa kenal lelah mengikuti agenda serikat dimanapun berada, mbak tuti juga memiliki anak berumur 3 tahun, sama seperti yang lain anaknya turut menjadi saksi sejarah perjuangan ibunya. Mbak tuti dikenal sebagai perempuan yang berani, selalu ada dibarisan terdepan perjuangan, selain berani mbak tuti juga memiliki kemauan belajar yang tinggi
Buruh perempuan yang masih lajang biasanya lagi senang-senangnya nongkrong,shopping,jalan-jalan dll, namun dikabupaten bekasi ada anggota yang masih lajang tetapi aktif berserikat, mereka adalah ernita dari PTP Kojin, Aas dari PTP Kyowa, Habibah,mbak tinah dari PTP Multi Lestari, mbak nanik dan teh ari dari PTP Taewon, Ariana,ismi, ruri, sisca dll dari PTP Dharmesta dan masih banyak lagi anggota maju yang aktif terlibat dalam agenda-agenda serikat.

Diseberang pulau Batam FPBI memiliki perempuan -perempuan maju yang berani mengambil kepemimpinan sebagai ketua PTP, mereka adalah mbak hesti ketua PTP JOVAN dan mbak dewi ketua PTP Surya Teknologi. Keinginan untuk memperjuangkan hak dan mengajak kawan -kawan buruh yang lain untuk berjuang bersama menjadi alasan mbak hesti dan mbak dewi mau menjadi ketua PTP, terbukti belum lama ini mbak hesti dan kawan PTP jovan berhasil memperjuangkan status karyawan tetap bagi lebih dari 200 anggotanya melalui mogok kerja yang dipimpinya selama 3 hari.
Kisah diatas adalah perempuan – perempuan maju yang terlibat aktif dalam perjuangan FPBI serta turut dalam menyumbangkan ide – ide dalam proses pembangunan organisasi, perempuan yang dianggap lemah nyatanya dapat menjadi perempuan yang maju tergantung bagaimana organisasi memposisikan perempuan. FPBI masih terus berupaya memberikan pemahaman bagi seluruh anggotanya baik laki-laki maupun perempuan bahwa dalam berserikat, bekerja bermasyarakat laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama.
Dari sekilas cerita anggota perempuan FPBI di atas saya hanya bisa mengatakan “Teruslah maju perempuan – perempuan FPBI, karena perempuan adalah bagian dari pemilik masa depan”.
Penulis singkat;yuni fitriyanti (pengurus FPBI)