(Oleh : Redaksi FPBI)
31 Mei 2018
Kota Bekasi – Pada hari ini tepatnya tanggal 31 Mei 2018 bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, buruh PT Arnott’s Indonesia yang tergabung dalam Federasi Perjuangan Buruh Indonesia (FPBI-KPBI) kembali menggelar aksi di depan perusahaan. Aksi ini sebagai bentuk respon buruh menolak PHK sepihak yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan.
PHK tersebut berawal pada tanggal 23 Mei 2018 lalu dimana buruh yang terkena PHK tidak lagi diperbolehkan masuk kerja. Hal ini oleh buruh dimaknai sebagai PHK sepihak dari perusahaan. Sedangkan perusahaan berdalih bahwa PHK dilakukan karena ingin melakukan efisiensi.
Ketua PTP FPBI PT Arnott’s Indonesia mengatakan bahwa PHK yang dialami anggotanya termasuk juga dia sebagai salah satu korban itu meyakini bahwa dalih efisiensi tidak masuk akal karena selama ini produksi masih lancar. “Kalau perusahaan menyatakan merugi, ya ayo kita buktikan bersama. Bukan tiba-tiba melakukan PHK sepihak donk,” ungkap Uda Muhardi.
Total buruh yang terkena PHK ini sekitar 300 orang. Perusahaan menggunakan kebijakan PDS (Pengunduran Diri Sukarela) namun menurut buruh kebijakan tersebut di paksakan sehingga tidak opsi bagi buruh untuk memilih tetap bekerja.
Aksi yang di ikuti puluhan anggota FPBI ini juga mendapat dukungan dari beberapa organisasi. Ketua Umum FPBI dalam orasinya menyampaikan bahwa kebijakan PHK di PT Arnott’s Indonesia tidak terlepas dari posisi Negara yang tidak peduli dengan nasib buruh. “Negara harus bertanggungjawab terkait persoalan ini. Dan saya tekankan kepada manajemen Arnotts untuk segera mencabut kebijakan PHK. Segera pekerjakan kembali buruh yang terkena PHK,” ungkap Herman Abdulrohman.
Herman menambahkan bahwa jika kasus ini masih terus berlanjut, dia memastikan akan melakukan mobilisasi lebih besar lagi untuk menekan manajemen PT Arnott’s Indonesia yang di nilai sewenang-wenang terhadap buruhnya.
Meskipun sedang menjalankan ibadah puasa, massa aksi terlihat tetap solid dan semangat demi membela hak-haknya yang di injak-injak pengusaha. Beberapa massa aksi juga terlihat membawa serta anak-anaknya yang masih kecil untuk ikut berjuang agar kelak nasibnya tidak seperti yang di alami oleh orang tuanya saat ini. (**as**)