Subscribe
FPBI | FEDERASI PERJUANGAN BURUH INDONESIA – KESATUAN PERJUANGAN RAKYAT
  • HOME
  • OPINI
  • ADVOKASI
  • KEGIATAN
  • GALLERY
  • HOME
  • OPINI
  • ADVOKASI
  • KEGIATAN
  • GALLERY
No Result
View All Result
FPBI | FEDERASI PERJUANGAN BURUH INDONESIA – KESATUAN PERJUANGAN RAKYAT

Peringati International Student Day, SMI Serukan Perlawanan Terhadap Kapitalisasi Pendidikan

by Suara Perjuangan Buruh
November 17, 2017
in Berita
316 6
1k
SHARES
5.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SIARAN PERS SERIKAT MAHASISWA INDONESIA
JUMAT, 17 NOVEMBER 2017 

PERINGATAN MOMENTUM HARI PELAJAR INTERNASIONAL 2017

Lawan Kapitalisasi Pendidikan !

Lawan Kebijakan Liberalisasi Ekonomi dan Pembungkaman Demokrasi !
Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) menilai Indonesia sekarang berada di ambang krisis pendidikan yang serius. Semangat liberalisasi sektor pendidikan dipayungi oleh paket regulasi seperti UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU no 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi, Permenristek no. 39/2017 tentang UKT dan BKT, SE Dikti no 26/2002 tentang larangan aktifitas politik di lingkungan kampus, dan serangkaian regulasi lainnya. Paket regulasi itu semakin memantapkan arah pendidikan Indonesia ke jurang liberalisasi. Tidak adanya batasan untuk individu atau kelompok dalam mendirikan lembaga pendidikan, berperan besar dalam mengubah orientasi pendidikan. Sehingga siapapun itu, baik manusia secara individu ataupun kelompok yang memiliki modal dapat mendirikan lembaga pendidikan dalam bentuk yayasan, sehingga orientasi pendidikan telah berubah menjadi ajang bisnis.

Data UNICEF melansir, tahun 2016 terdapat sebanyak 2,5 juta anak Indonesia tidak dapat mengenyam pendidikan lanjutan alias putus sekolah, yakni 600 ribu anak usia SD dan 1,9 juta anak usia SMP. Mayoritas yang menjadi penghambat adalah factor kemiskinan. Sedangkan dari jumlah 4,8 juta mahasiswa Indonesia saat ini, bila dihitung terhadap populasi penduduk berusia 19-24 tahun, maka angka partisipasi kasarnya baru mencapai 18,4 persen. Dari jumlah 4,8 juta ini sekitar 6,5 persennya adalah mahasiswa kurang mampu yang terancam putus kuliah.

Rendahnya angka partisipasi pendidikan ini menjadi bukti kegagalan sistem pendidikan Indonesia, akibat lepas tanggung jawab negara dalam membiayai penyelenggaraan pendidikan. Memang, sekilas dari nominal anggaran pendidikan 2017 sebesar Rp416,1 T cukup besar, namun alokasi untuk memajukan kualitas dan sarana-prasarana sangat kecil. Beban anggaran masih lebih besar untuk membiayai gaji tenaga pendidik dan pendidikan militer. Sisanya, yang harus menanggung kekurangan biaya operasional adalah mahasiswa dan orang tua.

Tidak heran, mahalnya biaya pendidikan di tingkat sekolah hingga perguruan tinggi menyumbang angka inflasi tertinggi sebesar 0,22 persen. Otonomisasi yang terus dibudayakan dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi, semakin membuat biaya pendidikan tak terjangkau oleh anak-anak buruh dan tani yang semakin dihimpit upah murah dan penggusuran lahan.

Ketua Umum Serikat Mahasiswa Indonesia, Nuy Lestari menilai salah satu tolak ukur krisis pendidikan tak hanya dari segi mahalnya biaya pendidikan, namun juga dari aspek demokrasinya. Hari ini, institusi-institusi pendidikan dijadikan lahan untuk bertarung kepentingan politik para elit borjuasi dan wahana untuk memberantas “radikalisasi” anak-anak muda. Sungguh ironis, lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang semestinya menjadi institusi sarat dengan aktifitas-aktifitas ilmiah, justru menjadi arena doktrinasi dan institusi pelanggar nilai-nilai demokrasi paling parah.

Tercatat sepanjang tahun 2014 hingga saat ini, tren kekerasan di dalam institusi pendidikan semakin parah. Kasus-kasus seperti Drop Out massal dan skorsing sepihak, pemberedelan organisasi mahasiswa, serta kasus kekerasan fisik dan kriminalisasi mahasiswa-pemuda-pelajar seperti yang terjadi di Universitas Proklamasi 45 Yogya, Universitas Pekalongan dan daerah lainnya meningkat dengan signifikan.

“Beberapa pekan lalu terjadi kasus penganiayaan mahasiswa oleh oknum birokrasi kampus di Medan. Mahasiswa dan pelajar bukan lagi di posisikan sebagai manusia yang punya harkat dan martabat serta hak demokrasi, namun sebagai ancaman,” tandasnya.

Oleh karena itu, Serikat Mahasiswa Indonesia dan jaringan gerakan rakyat secara nasional melakukan aksi serentak di Jakarta, Mataram, Yogyakarta, Medan, Maluku dan beberapa kota besar lainnya, menuntut tanggung jawab Negara dalam penyelesaian persoalan ekonomi-politik dan pendidikan di Indonesia.

Memperingati Hari Pelajar Internasional 2017, Kordinator Lapangan, Muslim Silaen menegaskan bahwa kaum muda, terutama pelajar-mahasiswa, mendesak untuk segera mengkonsolidasikan diri menuntut tanggung jawab Negara atas kegagalan-kegagalan mengelola ekonomi dan sederet krisis sistemik di bawah sistem kapitalisme.

Gejolak-gejolak perlawanan di beberapa kampus mulai menyala. Perlawanan mahasiswa yang tadinya dimatikan oleh rezim dan sistem pendidikan mulai mengkonsolidasikan diri. Terlebih lagi dengan tersiarnya kesaksian mahasiswa-mahasiswa yang kesulitan membayar UKT, kesulitan mendapatkan dispensasi, dan pembubaran paksa mimbar akademik kampus akan memicu protes-protes dari kaum muda menggugat pendidikan gratis, ilmiah demokratis dan bervisi kerakyatan.

Narahubung;
Ketua Umum SMI Nuy Lestari +62 812-8966-8068
Humas Agam Anantama +62 823-3985-4470

Share408Tweet255Pin92Scan
Previous Post

Buruh Kereta Api Berharap Saksi Ahli Kuatkan Dakwaan Pidana Kekurangan Upah

Next Post

Tak Sesuai Prosedur Undang-Undang, PT Bussan Auto Finance Melakukan PHK Terhadap Buruhnya

Next Post

Tak Sesuai Prosedur Undang-Undang, PT Bussan Auto Finance Melakukan PHK Terhadap Buruhnya

Tuntut Upah Layak Nasional, FPBI Cabang Jakarta Lakukan Aksi Di Balai Kota DKI Jakarta

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Facebook Twitter Pinterest


Taman Buaran Indah III - Blok D/5

Duren Sawit - Jakarta Timur

Archives

  • Mei 2025
  • Juni 2024
  • Mei 2024
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Agustus 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Februari 2022
  • November 2021
  • April 2021
  • Oktober 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • Mei 2020
  • April 2020
  • Maret 2020
  • Februari 2020
  • Desember 2019
  • September 2019
  • Agustus 2019
  • Juli 2019
  • Juni 2019
  • Mei 2019
  • April 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • Desember 2018
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • September 2018
  • Juni 2018
  • Mei 2018
  • April 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Januari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Juni 2016
  • Mei 2016
  • April 2016

Categories

  • Berita
  • cerita perjuangan
  • Gallery
  • Hallo Advokasi
  • Kegiatan Kita
  • Opini
  • Puisi
  • Uncategorized

 

FPBI CALL CENTER

 

Call : (021) 86602636. WA : +62852 1160 0039

Jam operasional layanan call center :
Senin – Jum’at (kecuali libur nasional)
pukul 08.00 – 16.00 WIB

FPBI Call Center

@2024 - FEDERASI PERJUANGAN BURUH INDONESIA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
No Result
View All Result
  • Advokasi
  • Beranda
  • Gallery
  • Kegiatan
    • Buruh PTP FPBI PT MCI Gelar Rapat Kerja Pengurus
  • Opini
  • PERNYATAAN SIKAP FEDERASI PERJUANGAN BURUH INDONESIA Peringatan Hari Buruh Internasional Tahun 2025

@2024 - FEDERASI PERJUANGAN BURUH INDONESIA