(Oleh : Redaksi FPBI)
11 Oktober 2017
Jakarta – Sebanyak 50 buruh bagian dari Awak Mobil Tangki (AMT) Pertamina akan lakukan aksi long march dari Bandung menuju Jakarta. Mereka merupakan bagian dari 1.095 buruh PT Patra Niaga dan PT Petrofin Elnusa yang diberhentikan sepihak. Kedua perusahaan tersebut merupakan anak perusahaan BUMN yakni PT Pertamina.
PHK besar-besaran ini bermula saat para buruh AMT dari seluruh depot di Indonesia melakukan aksi mogok kerja pada November 2016 dan Juni 2017. Mereka menuntut penghapusan sistem alih daya, serta pemberian jaminan keselamatan bagi buruh AMT.
Ketua AMT Pertamina menyatakan buntut aksi tersebut, alih-alih membawa perbaikan sistem kerja malah membawa petaka. Buruh AMT malah harus bekerja 12 jam sehari tanpa uang lembur. “Di Jabodetabek saja, sudah ada empat buruh tewas dalam tiga tahun terakhir akibat jam kerja berkepanjangan. Kelelahan jadi faktor utamanya. Beberapa buruh bahkan ada yang belum digaji dalam hampir lima bulan,” kata Nuratmo.
Sebelum berencana aksi long march, Nuratmo mengaku pihaknya telah mengupayakan jalur hukum formal. Namun hasilnya nihil. Beberapa upaya mediasi ke pemerintah pun tak menghasil solusi bagi mereka. “Kami sudah kemana-mana ke Kementerian BUMN, Tenaga Kerja, DPR tapi tidak ada respons. Padahal, dalam Nota Pemeriksaan Suku Dinas Tenaga Kerja Jakarta Utara sudah menyimpulkan outsourcing di Pertamina ilegal,” lanjutnya.
Perlu diketahui bahwa AMT Pertamina adalah bagian dari FBTPI yang juga tergabung dalam Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI). Sehingga perjuangan FBTPI tentunya akan mendapat dukungan dari seluruh SBA-KPBI.
Ketua Umum Federasi Perjuangan Buruh Indonesia mengatakan bahwa perjuangan AMT Pertamina akan mendapatkan dukungan dari Gerakan Buruh termasuk FPBI-KPBI. “Aksi long march kawan-kawan AMT merupakan perjuangan melawan Privatisasi BUMN. Ini harus mendapatkan dukungan dari seluruh gerakan buruh dan gerakan rakyat,” tegas Herman Abdulrohman.
Aksi long march tersebut akan dimulai pada 13 Oktober mendatang dan diperkirakan sampai di Jakarta delapan hari berikutnya. Sedangkan rutenya, akan dimulai dari Gedung Sate, Bandung, Padalarang, Purwakarta, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, dan berakhir di Istana Negara. (**as**)